Salam Bersaudara,Hari ini sudah terhitung hari ke dua pada bulan Ramadhan.Saya tidak lupa Untuk mengucapkan kepada pengunjung setia EvendieBlogger'z "Minal Aidin Wall Faidin" mohon maaf lahir dan bathin.Mungkin Admin ada salah kata pada setiap kata dan kalimat yang tertulis di blog ini mohonlah di maafkan.
”Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu syurga dan menutup pintu-pintu neraka” (HR. Ahmad).
Dalam Hadist Itu telah dijelaskan bahwa Ramadhan adalah bulan yang dimuliakan Allah SWT dan dirindukan umat Islam. Tapi jika dilihat fenoma yang berkembang, masyarakat cenderung merindukan Ramadhan karena tiga hal.
Pertama, Ramadhan dianggap ladang usaha. Anggapan ini terjadi karena pada bulan Ramadhan, umat Islam banyak terperangkap budaya konsumtif. Kedua, Ramadhan dianggap bulan bersantai-santai. Sehingga banyak perusahaan, kantor pemerintahan, dan pusat aktivitas manusia terlihat pasif (terbukti).
Ketiga, umat merindukan Ramadhan karena yakin Ramadhan adalah bulan amal. Inilah mereka yang beruntung secara totalitas. Jika Ramadhan dijadikan sebagai ladang amal, maka orang akan senantiasa berhati-hati dalam segala tindak tanduknya.
Pertama, persiapan ruhiyah atau persiapan rohani. Ini adalah usaha membersihkan hati dari penyakit aqidah. Kedua, persiapan fikriyah atau persiapan pikiran. Ini merupakan usaha meluruskan pikiran, Ramadhan adalah bulan amal, bukan bulan mal (ladang usaha) atau bulan bersantai.
Ketiga, persiapan jasadiyah atau persiapan fisik dan kesehatan. Ini penting dilakukan karena bulan Ramadhan tidak dapat berjalan dengan normal, apalagi meningkat jika tidak didukung oleh kondisi tubuh yang fit dan bugar.
Keempat, persiapan maliyah atau dana. Pada dasarnya persiapan maliyah, diperlukan dalam menyambut bulan suci Ramadhan bukanlah untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue dan makanan-makanan yang serba wah selama puasa ataupun untuk Idul Fitri. Dana justru diperlukan untuk memperbanyak infak, shadaqah, dan ifthar (memberi perbukaan orang yang berpuasa bagi yang Mampu).
”Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu syurga dan menutup pintu-pintu neraka” (HR. Ahmad).
Dalam Hadist Itu telah dijelaskan bahwa Ramadhan adalah bulan yang dimuliakan Allah SWT dan dirindukan umat Islam. Tapi jika dilihat fenoma yang berkembang, masyarakat cenderung merindukan Ramadhan karena tiga hal.
Pertama, Ramadhan dianggap ladang usaha. Anggapan ini terjadi karena pada bulan Ramadhan, umat Islam banyak terperangkap budaya konsumtif. Kedua, Ramadhan dianggap bulan bersantai-santai. Sehingga banyak perusahaan, kantor pemerintahan, dan pusat aktivitas manusia terlihat pasif (terbukti).
Ketiga, umat merindukan Ramadhan karena yakin Ramadhan adalah bulan amal. Inilah mereka yang beruntung secara totalitas. Jika Ramadhan dijadikan sebagai ladang amal, maka orang akan senantiasa berhati-hati dalam segala tindak tanduknya.
Mereka yang merindukan Ramadhan karena yakin Ramadhan merupakan bulan amal, pasti bekerja efektif dan efisien. Mereka ini biasanya sudah melakukan empat persiapan penting.
Pertama, persiapan ruhiyah atau persiapan rohani. Ini adalah usaha membersihkan hati dari penyakit aqidah. Kedua, persiapan fikriyah atau persiapan pikiran. Ini merupakan usaha meluruskan pikiran, Ramadhan adalah bulan amal, bukan bulan mal (ladang usaha) atau bulan bersantai.
Ketiga, persiapan jasadiyah atau persiapan fisik dan kesehatan. Ini penting dilakukan karena bulan Ramadhan tidak dapat berjalan dengan normal, apalagi meningkat jika tidak didukung oleh kondisi tubuh yang fit dan bugar.
Keempat, persiapan maliyah atau dana. Pada dasarnya persiapan maliyah, diperlukan dalam menyambut bulan suci Ramadhan bukanlah untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue dan makanan-makanan yang serba wah selama puasa ataupun untuk Idul Fitri. Dana justru diperlukan untuk memperbanyak infak, shadaqah, dan ifthar (memberi perbukaan orang yang berpuasa bagi yang Mampu).
Nah, sudahkah kita melakukan empat persiapan cerdas itu dalam menghadapi Ramadhan 1432 Hijriah? Jika belum, niscaya kita belum terlambat. Apalagi, Ramadhan masih dua hari. Setidaknya, masih ada kesempatan untuk memperbaiki niat. Bukan begitu sahabat????? Semoga kita tidak menjadi orang yang gagal di mata Allah swt. Wassalam
No comments:
Post a Comment
Silahkan Komentarnya,satu kata sangat berharga bagi saya.