- Back to Home »
- News »
- Gmail Diserang, Google Tuding Hacker Cina Berulah
Republika.co.id,Google kembali menghadapi upaya pembobolan, kali ini giliran sistem Gmail yang diserang. Atas insiden itu, Google menuding para hacker di Cina sebagai biang keladi.
Raksasa pencarian, Selasa (2/6) itu mengatakan hacker berupaya membobol ratusan akun email, termasuk milik pejabat pemerintah AS, aktivis dan jurnalis Cina.
Pelaku yang belum diidentifikasi, diduga berasal dari Jinan berupaya masuk paksa dengan mencuri kata sandi. Namun Google berhasil mengendus dan menghadang upaya pembobolan tersebut.
Insiden tersebut muncul setelah setahun Google mengungkap serangan dari dunia maya terhadap sistemnya. Berdasar pelacakan, perusahaan menyatakan serangan berasal dari Cina, dan sekaligus mengisyaratkan peristiwa itu dapat memperburuk hubungan yang telah tegang antara raksasa web itu dengan Beijing.
Serangan itu lagi-lagi memicu debat lama seputar penyensoran dan kontrol ketat negeri tirai bambu itu terhadap internet
"Semua orang, terutama investor ingin tahu bagaimana Google menyiasati bisnis di Cina dan ikut meraup pertumbuhan ekonomi negara itu," ujar seorang pengamat dari Cowen and Co, Jim Friedland
"Sudah menjadi hubungan sulit sejak pertama kali dan peristiwa kali ini kian menyoroti bahwa Google dan Cina akan terus memiliki hubungan sulit."
Serangan Serius
"Kami beru-baru ini menemukan serangan dengan cara mengumpulkan kata sandi pengguna," ujar Google dalam blog perusahaan, Selasa (2/5). "Tujuannya untuk memantau lalu lintas konten email-email yang ditarget."
Google menyatakan serangan cenderung menyasar email-email pribadi di antaranya milik pejabat senior AS, aktivis politik Cina, pejabat di beberapa negara ASIA--terutama Korea Selatan, pejabat militer dan para kuli tinta.
Insiden tidak hanya memperparah hubungan Google dan Cina, tetapi juga Washington dan Beijing dengan sengketa seputar hak asasi manusia dan perdagangan.
Serangan yang terungkap pada Rabu lalu juga menarget sejumah korporat besar di Barat. AS mengingatkan serangan berbasis komputer itu diperkirakan serius dan membahayakan--bahkan berpotensi memunculkan balasan militer di dunia maya. Meski, para pengamat menyatakan bisa jadi sulit melacak keakuratan sumber aslinya.
Perusahaan penyedia teknologi informasi pemerintah AS terbanyak, Lockheed Martin, pekan lalu juga menyatakan perusahaan baru-baru ini telah menggagalkan serangan nyata cukup berbahaya yang mencoba membobol sistem jaringan mereka. Namun, Lockheed menyatakan tak ada tanda bahwa serangan berasal dari Cina.
Menanggapi itu, Gedung Putih menyatakan sedang memeriksa insiden tersebut. "Kami tengah mempelajari laporan dan mengumpulkan fakta-fakta," ujar jurubicara Gedung Putih, Tommy Vietor. "Kami tak bisa langsung mempercayai bahwa ada satu pun email pejabat pemerintah AS yang diakses."
Serangan yang Umum Terjadi
Serangan dunia maya dari Cina, menurut Kepala divisi keamanan teknologi di perusahaan telekomunikasi BT, Bruce Schneier, bukan hal baru. Bahkan, imbuhnya, serangan itu kerap terjadi dalam beberapa tahun terakhir,
"Bukan hanya hanya dari pemerintah Cina, namun aktor independen di dalam Cina yang beoperasi dibawah restu pemerintah," ujarnya.
Tahun lalu, para hacker menarget infrastruktur Google. Kali ini, mereka mencoba mengakses email dengan mencuri kata sandi.
Menurut raksasa web itu, si pelaku mengubah pengaturan sistem foward dalam email pengguna. Google menduga dengan cara itu, hacker kemudian mengirim email pribadi si korban ke penerima lain.
Bruce tidak heran dengan insiden terbaru itu. "Selama lima tahun terakhir sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Cina melakukan praktek mata-mata melalui internet," ujarnya.
Ia malah mempertanyakan, jika praktek macam itu dilakukan sejak dulu, mengapa baru sekarang Google mengungkap ada serangan. Bahkan Google juga mengungkap sosok-sosok pemilik email yang ditarget.